Tuesday, 17 May 2016

PARADIGMA PENDIDIKAN DI INDONESIA





Pendidikan memanglah suatu kebutuhan dalam kehidupan sosial, karena pendidikan dijadikan sebagai modal utama dalam menentukan masa depan. Hakekatnya suatu pendidikan adalah kewajiban bagi seluruh bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Namun pada kenyataanya banyak terjadi suatu pergeseran dalam hakekat dari pendidikan itu sendiri. Seperti anak-anak sekolah pada zaman ’80-an dengan anak sekolah pada masa sekarang yang sekiranya mempunyai anggapan mengenai arti dari pendidikan itu sendiri. Hal itulah yang membuat pergeseran dari paradigma suatu pendidikan di Indonesia.
Paradigma pendidikan pada masa ’80-an tidak sama dengan masa sekarang. Pada zaman itu mereka menganggap pendidikan adalah suatu kebutuhan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Karena pada masa itu pendidikan masih tergolong ke dalam orang-orang yang mampu saja untuk membayar biaya sekolah, kususnya Sekolah Menengah Atas. Akan tetapi hambatan tersebut bukan suatu alasan untuk menghalangi mereka yang benar-benar ingin bersekolah walau pun keadaan finansial yang terbatas. Semangat mereka pada masa itu terlihat dari tempat sekolah yang tempatnya jauh dari tempat tinggal mereka yang artinya pada saat itu memang belum banyak sekolah yang dibangun di beberapa tempat atau daerah pedesaan, mereka menggunakan sepeda untuk menempuh perjalanan menuju sekolah dengan uang saku yang sedikit atau bahkan terkadang tidak diberi uang saku, namun hal itu tidak terlalu dipermasalahkan, sebab mereka pergi ke sekolah untuk mencari ilmu bukan untuk mendapatkan uang jajan dari orang tua yang sudah susah payah mencarinya.
Paradigma tersebut telah bergeser entah mengikuti perkembangan zaman atau malah tidak memanfaatkan perkembangan zaman. Karena anak-anak masa sekarang berbeda dengan pada masa ’80-an yang artinya pada masa itu anak-anak bersekolah bertujuan untuk menuntut ilmu meski tidak ada kendaraan yang bisa lebih meringankan mereka untuk pergi ke sekolah. Anak-anak sekolah pada masa kini sepertinya tidak terlalu memprioritaskan suatu pendidikan, hal itu terlihat dari beberapa kasus yang sering terjadi pada anak Sekolah Menangah Atas yaitu  mereka sering membolos sekolah. hal itu mencerminkan mereka tidak menganggap bahwa sekolah itu  penting bagi dirinya. Padahalnya mereka sangat beruntung, karena banyak sekolah yang dibangun dekat dengan tempat tinggalnya dan bahkan banyak kendaraan-kendaraan umum atau sepeda motor sebagai sarana transportasi untuk pergi ke sekolah. akan tetapi pada kenyataannya mereka tidak memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut justru malah meggunakannya untuk pergi ke tempat hiburan seperti warnet, salah satu tempat yang sering dikunjungi siswa-siswa sekolah yang membolos, hal ini berpengaruh terhadap fasilitas yang dimilikinya dan kemungkinan uang saku yang diberi orang tuanya yang digunakan mereka untuk membayar sewa warnet. Sering kali kasus seorang siswa yang tidak mau berangkat ke sekolah hanya karena orang tuanya hanya sedikit memberikan uang saku, hanya sedikit bukan tidak diberi. Sungguh anggapan mereka terhadap pentingnya atau manfaat dari suatu pendidikan sangat nihil.
Hal-hal tersebutlah yang membuat pergeseran dari hakekat suatu pendidikan di Indonesisa. Anak sekolah zaman sekarang tidak berpikir tentang pentingnya suatu pendidikan sebagai modal untuk menyongsong masa depan, justru mereka mau bersekolah hanya karena diberi uang saku dan fasilitas sepeda motor sebagai sarana membolos sekolah.

11 Mei 2016
Sumber: mrjubran.blogspot.com