Saturday, 7 November 2015
Tuesday, 16 June 2015
Kerinduan dalam penyesalan
(Oleh : Bayu Indrawan)
Mengulas kisah dari lembar cerita saat hasrat tiada bertepi
Gambaran jiwa yang pilu menyikapi
Awan berarak sendu dalam meratapi laraku
Tentang kebodohan yang berakhir penyesalan
Ku raba lirih arti penyesalan
Saat tiba kini ku berada pada ruang tak berteman
Sebuah kata dari lidah yang beku
Tak pernah tersampaikan pada mu
Hanya gumam tiada memekik dan padamkan api semangatku
Memakan waktu yang tanpa ku mengerti berharga bagiku
Sampai akhirnya kau beraikan harapan
Dan kau ciptakan jarak yang amat jauh
Hanya tinggalkan kerinduan dan menghimpun ribuan penyesalan
Ada cinta yang datang dengan asa
Dan ada sakit setelahnya tanpa terkira
Sampai tiada dapat untukku menyentuhmu
Parasmu yang sahaja laksana anggun bunga taman
Hanya sebagai santap mata yang ku nikmati
Hingga sejauh ini entah aku masih bisa bersyukur
Apa memang seperti ini hati yang harus bersua kerinduan?
Gadis ceria penuh semangat ku ingat jelas bola mata mu
Tertatap untukku, memahami arti pada jiwa yang kosong
Hati risau menghimpun gelisah yang menggeliat hasrat
Tak banyak ku fahami tentang hatimu
Begitu keras bagai baja, kian lembut laksana sutra
Tegas saat berkeputusan, dan lemah saat bersua kekecewaan
Aku bukan siapa-siapa bagimu
Mengapa aku tetap tiada henti memikirkanmu?
Meski ku tahu kau di sana tak pernah hiraukan aku
Sang dewi cinta...
Pantaskah kau tancapkan panah asmara kepadaku?
Hanya terdapat hati yang luka
Menanti cinta tiada jumpa
Aku hampa tiada daya
Jiwa melemah tertampung semu asa
Hati telah penat tiada harap
Dan ku tahu ini semua karena kesalahanku
Adakah cinta yang ku rengkuh tanpa penyesalan?
Dan tanpa harus membekas kerinduan
Kau yang disana, tahu kah bahwa dalam hatiku tersimpan ribuan
hasrat yang bergejolak?
Dan tersimpan harapan yang ku tahu itu tak mungkin ada dalam
duniaku.
Maafkan aku yang telah membuatmu jauh dariku.
Kehidupan Cinta yang terpendam
(Oleh : Bayu Indrawan)
Aku
tidak menemukan kepak sayapnya yang gemulai mengarungi awan
Dimana
ia yang seharusnya bergelut dengan arak gemawan?
Aku
tengah berjalan telusuri hutan belantara, melewati alang-alang
Lalu
aku mendengar suara rintihan yang layu...
Desiran
angin mendekapku, memberiku petunjuk dimana suara itu berasal.
Lalu
aku kembali berjalan mengikuti arah angin.
Aku
menemukannya dibalik perbukitan tinggi di dasar lembah yang terdalam...
Ia
meringkik terkikis, hancur bagai serpihan kaca berserakan dan lambat laun lumat
dihempas oleh angin.
Aku
mendekatinya, kemudian ia menatapku lekat-lekat... aku tak tau apa maksudnya,
Hanya
menduga dia mengisyaratkan ratapan-ratapan jiwanya...
Dia
mengemukakan alasan yang membuat dirinya terbaring ditengah kesunyian
Dia berkata
bahwa penantian terlalu lama memenjarakannya di dalam jeruji kesepian
Dan
keheningan telah lama menyelimutinya di dalam kegelapan malam
Maka
ia tidak mampu lagi menyampaikan ratapan-ratapan jiwanya pada angin
Hanya
berkaca pada gemerlap bintang-bintang untuk menyampaikan isyaratnya pada danau.
Lalu
ia berkata tentang prinsip dari pualam, ketegaran yang kosong dan harus hancur
karena kelembutan embun.
Ia
bersembunyi demi kesahajaan, menunggu kabar yang di sampaikan malam
Dan
menyudutkan diri kala ia bahagia. Dia tak lagi dapat mengepakkan sayapnya untuk
mengarungi roman kehidupan.
Tak
mampu lagi mengikuti jejak matahari. hanya berhayal mematung di tengah
lembayung yang terlukis oleh sang surya.
Antara kita
Antara kita
(oleh:
Bayu Inrawan)
Aku tahu kita masih mengingatnya...
Yaitu aku dengan penyesalanku, dan kamu dengan kekecewaanmu
Aku tahu kita masih menyimpannya...
Yaitu aku dengan kenangan ku, dan kamu dengan kebencianmu.
Kau dan aku masih mengingatnya
Yaitu kau di dalam kenangan bengismu
Dan aku bersama kerinduan yang membuncah
Banyak hal yang membedakan aku dan kamu...
Seperti dirimu membenci waktu karena kekecewaan
Dan aku membencinya karena semua telah berlalu
Kau menciptakan jarak yang tak terlihat
Aku bertahan dengan rasa yang penat
Kau hidup dalam diriku dengan penuh harapan
Aku berada dalam dirimu, hidup namun tiada seperti
kehidupan
mati tak tersisa dalam bayanganmu
Cumbui Bayangmu
Cumbui Bayangmu
(Oleh : Bayu Indrawan)
Kala termangu,
sendu mengajak nan merayu
Kala keheningan
tiada berteman padaku
Ku bongkar
rahasia kabut yang hinggap meresap tubuh
Mata kian berkaca-kaca
laksana gemerlap bintang terpantul pada danau
Malam yang bisu
menggugah kalbu
Membawamu berada
dalam khayalku
Tergambar dalam
lamunan
Hadir melalui
renungan
Singgah anggunmu
di angan
Hidup bersama
mimpi dan bayangan
Kau bersamaku
menyertai satu harapan
Hingga tertepis
kerinduan yang membuncah
Keanggunanmu
berada tinggal dihatiku jua
Ku kuburkan
seluruh derita dalam dada
Entah apa ini
perasaan yang sesaat
Ataukah karena
hati yang kian penat
Panah cinta sang
dewi tak tepat
Ku robek duka bersama
lagu yang digubah oleh renungan
Dan dilantunkan melalui
desah kenestapaan
Dan diiringi
pekik kegundahan
Dan kusimpul
menjadi kerinduan
Dan ku sandarkan
beribu harapan
Menengadah,
terhempas hal yang lalu
Menangisi
sepanjang jalan, bertapak pilu
Biarlah aku bercumbu dengan bayangmu
Meski ku tahu kau
bukanlah untukku
Biar ku himpun
segenap gejolak jiwa yang bergelora
Meski akan tersisa
sakit yang tak terkira
Aku telah menemukan kesenangan dalam sedih
Adalah kedamaian dalam menikmati bayangmu yang
membuat diriku mencintai rasa sedih.
Subscribe to:
Posts (Atom)