Tuesday, 16 June 2015

Kehidupan Cinta yang terpendam




 (Oleh : Bayu Indrawan)
Aku tidak menemukan kepak sayapnya yang gemulai mengarungi awan
Dimana ia yang seharusnya bergelut dengan arak gemawan?
Aku tengah berjalan telusuri hutan belantara, melewati alang-alang
Lalu aku mendengar suara rintihan yang layu...
Desiran angin mendekapku, memberiku petunjuk dimana suara itu berasal.
Lalu aku kembali berjalan mengikuti arah angin.
Aku menemukannya dibalik perbukitan tinggi di dasar lembah yang terdalam...
Ia meringkik terkikis, hancur bagai serpihan kaca berserakan dan lambat laun lumat dihempas oleh angin.

Aku mendekatinya, kemudian ia menatapku lekat-lekat... aku tak tau apa maksudnya,
Hanya menduga dia mengisyaratkan ratapan-ratapan jiwanya...
Dia mengemukakan alasan yang membuat dirinya terbaring ditengah kesunyian
Dia berkata bahwa penantian terlalu lama memenjarakannya di dalam jeruji kesepian
Dan keheningan telah lama menyelimutinya di dalam kegelapan malam
Maka ia tidak mampu lagi menyampaikan ratapan-ratapan jiwanya pada angin
Hanya berkaca pada gemerlap bintang-bintang untuk menyampaikan isyaratnya pada danau.

Lalu ia berkata tentang prinsip dari pualam, ketegaran yang kosong dan harus hancur karena kelembutan embun.
Ia bersembunyi demi kesahajaan, menunggu kabar yang di sampaikan malam
Dan menyudutkan diri kala ia bahagia. Dia tak lagi dapat mengepakkan sayapnya untuk mengarungi roman kehidupan.
Tak mampu lagi mengikuti jejak matahari. hanya berhayal mematung di tengah lembayung yang terlukis oleh sang surya.

No comments:

Post a Comment