(Oleh : Bayu Indrawan)
Mengulas kisah dari lembar cerita saat hasrat tiada bertepi
Gambaran jiwa yang pilu menyikapi
Awan berarak sendu dalam meratapi laraku
Tentang kebodohan yang berakhir penyesalan
Ku raba lirih arti penyesalan
Saat tiba kini ku berada pada ruang tak berteman
Sebuah kata dari lidah yang beku
Tak pernah tersampaikan pada mu
Hanya gumam tiada memekik dan padamkan api semangatku
Memakan waktu yang tanpa ku mengerti berharga bagiku
Sampai akhirnya kau beraikan harapan
Dan kau ciptakan jarak yang amat jauh
Hanya tinggalkan kerinduan dan menghimpun ribuan penyesalan
Ada cinta yang datang dengan asa
Dan ada sakit setelahnya tanpa terkira
Sampai tiada dapat untukku menyentuhmu
Parasmu yang sahaja laksana anggun bunga taman
Hanya sebagai santap mata yang ku nikmati
Hingga sejauh ini entah aku masih bisa bersyukur
Apa memang seperti ini hati yang harus bersua kerinduan?
Gadis ceria penuh semangat ku ingat jelas bola mata mu
Tertatap untukku, memahami arti pada jiwa yang kosong
Hati risau menghimpun gelisah yang menggeliat hasrat
Tak banyak ku fahami tentang hatimu
Begitu keras bagai baja, kian lembut laksana sutra
Tegas saat berkeputusan, dan lemah saat bersua kekecewaan
Aku bukan siapa-siapa bagimu
Mengapa aku tetap tiada henti memikirkanmu?
Meski ku tahu kau di sana tak pernah hiraukan aku
Sang dewi cinta...
Pantaskah kau tancapkan panah asmara kepadaku?
Hanya terdapat hati yang luka
Menanti cinta tiada jumpa
Aku hampa tiada daya
Jiwa melemah tertampung semu asa
Hati telah penat tiada harap
Dan ku tahu ini semua karena kesalahanku
Adakah cinta yang ku rengkuh tanpa penyesalan?
Dan tanpa harus membekas kerinduan
Kau yang disana, tahu kah bahwa dalam hatiku tersimpan ribuan
hasrat yang bergejolak?
Dan tersimpan harapan yang ku tahu itu tak mungkin ada dalam
duniaku.
Maafkan aku yang telah membuatmu jauh dariku.