Pada postingan saya yang berjudul “pendidikan tak sejajar dengan moral” terlihat jelas bahwa pendidikan formal tidaklah cukup dalam membenahi
moral anak bangsa yang begitu miris seperti saat ini. Karena hal penting yang
mempengaruhi moral anak bangsa adalah lingkungan sekitarnya, maka suatu
pendidikan yang diperoleh dari pendidikan formal tidak cukup untuk membangun
moralitas anak bangsa melainkan dengan pengaruh pergaulan yang positif serta
pengawasan dari orang sangat membantu dalam membenahi moral anak bangsa.
Pada kesempatan saya kali ini ingin mencoba mengartikan suatu makna
dari sebuah pendidikan formal, informal dan nonformal untuk menjadikan moral
anak bangsa manjadi harga mati.
Dewasa ini, bukan lagi seorang pelajar berlomba-lomba meraih suatu
penghargaan sekolah atau menjadi siswa yang teladan, justru kebanyakan dari
para pelajar kususnya di Jakarta mereka lebih suka mencari musuh antar sekolah
yang mengakibatkan tawuran besar antar sekolah. apakah hal tersebut dapat
dikatakan bahwa moral anak bangsa baik? jika penerus bangsa tidak mempunyai
moral, apa jadinya bangsa ini ke depan?
Pada masalah tersebut berkenaan dengan pendidikan formal, informal
maupun non formal jelas terlihat bahwa mereka tidak mendapatkan pendidikan yang
positif. Jika dalam pendidikan formal atau dari sekolah, mungkin mereka sering
diberikan pemahaman mengenai makna dari suatu pendidikan. akan tetapi apa yang
telah mereka peroleh pada pendidikan informal maupun nonformal. Bisa saja dalam
lingkungan keluarga mereka mempunyai problem entah kasih sayang yang kurang
diberikan oleh orang tua, entah broken home yang pasti hal tersebut pun
mempengaruhi pula atau berdampak pada lingkungan sekitar yaitu pendidikan
nonformal yang diperolehnya akan baik dengan teman sebaya ataupun masyarakat
yang kemungkinan besar limgkungan itu bukan lingkungan yang baik.
Berangkat dari persoalan tersebut, maka perlu ditingkatkannya
moralitas anak bangsa sebagai generasi penerus bangsa yang baik kususnya
melalui pendidikan informal dan nonformal kalau pendidikan formal mungkin di
situ ada seorang guru yang berperan sebagai seorang pendidik dan sudah menjadi
tanggung jawab beliau untuk mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
moral pelajar. Dalam lingkup sosial, seorang anak harus memiliki kepribadian
yang sosialis, seperti suka membantu dan bergotong royong dalam hal bahu
membahu agar mentalitas seorang anak dapat terbentuk dan itu pun bergantung
pada didikan moral dari orang tuanya yaitu pendidikan informal yang sekiranya
ikut mendorong dan memotivasi anak. Dari hal tersebut secara tidak langsung
seorang anak memliki moral yang baik dengan memanfaatkan pendidikan moral yang
diperoleh melalui pendidikan informal maupun dan nonformal.
Terima kasih sudah berkunjung. Jika ada salah kata, saya mohon maaf
dan silakan kirimkan komentar kritikan serta saran yang bersifat membangun. :)
No comments:
Post a Comment